Menu Tutup

Training of Trainers Pengarustamaan GEDSI Dalam Tata Kelola SDGs di Tingkat Daerah

Jakarta, 17-18 Februari 2025 – Sebagai bagian dari upaya meningkatkan kapasitas fasilitator dalam mengintegrasikan prinsip Gender Equality, Disability, and Social Inclusion (GEDSI) dalam tata kelola Sustainable Development Goals (SDGs) di tingkat daerah, Okta Ainita, S.H., M.H. (Koordinator Pilar Hukum) dan Aulia Rahmawati, S.A.N., M.Si. (Koordinator Pilar Sosial) dari SDGs Center UBL turut serta dalam Training of Trainers (ToT) Pengarustamaan GEDSI dalam Tata Kelola SDGs di Tingkat Daerah yang berlangsung di Mercure Sabang, Jakarta.

Hari Pertama: Pemahaman GEDSI dan Kemitraan Multi Pihak. Kegiatan ToT ini diawali dengan sesi pemaparan tentang Gender Equality, Disability, and Social Inclusion (GEDSI) yang disampaikan oleh GEDSI Advisor. Sesi ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan dan keterampilan peserta dalam menerapkan prinsip GEDSI sebagai bagian integral dari tata kelola SDGs di tingkat daerah.

Selanjutnya, peserta mendapatkan materi terkait Pengarustamaan GEDSI dalam Kemitraan Multi Pihak (KMP) dalam Pelaksanaan SDGs, yang disampaikan oleh SDGs Expert on Actor, Institution, and Multi-Stakeholder Partnership. Materi ini membahas strategi membangun serta memfasilitasi Multi-Stakeholder Partnership (MSP) yang mengintegrasikan GEDSI dalam penyusunan rencana kerja dan implementasi kebijakan di daerah.

Hari Kedua: Monitoring, Evaluasi, dan Pengelolaan Pengetahuan. Hari kedua pelatihan dimulai dengan sesi mengenai Pengarustamaan GEDSI dalam Monitoring, Evaluasi, Pelaporan, dan Tata Kelola Data SDGs, yang disampaikan oleh National Expert SDGs Monitoring, Reporting & Data Management. Tujuan sesi ini adalah memperkuat pemahaman peserta mengenai peran penting monitoring dan evaluasi dalam memastikan pencapaian SDGs yang inklusif dan berbasis data.

Sesi terakhir membahas Knowledge Management, yang dibawakan oleh National Expert Management & Knowledge Hub. Dalam sesi ini, peserta dibekali strategi dalam menghimpun, mendokumentasikan, serta mengelola data dan informasi menjadi aset pengetahuan, terutama dalam mendokumentasikan praktik baik yang telah diterapkan di berbagai daerah sebagai referensi dan pembelajaran ke depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *