Metro, 7 Agustus 2025 – SDGs Center Universitas Bandar Lampung (UBL) bersama sejumlah mitra kolaborasi melaksanakan Survey and Site Visit (SSV) di Kelurahan Hadimulyo Barat, Kota Metro. Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian KEM11LAU Project (Kemitraan Multi Pihak untuk Inovasi SDGs 11) yang berfokus pada penguatan sinergi multipihak untuk mewujudkan kota dan komunitas berkelanjutan di Provinsi Lampung.
Survey yang berlangsung dari pukul 13.30 – 16.30 WIB ini dihadiri oleh ASHOKA, SDGs Center ITERA, Dinas Perkim Kota Metro, Inisiatif Lampung Sehat (ILS) Metro,Yayasan Konservasi Way Seputih (YKWS), Bappeda Kota Metro, BPBD Provinsi Lampung, Tim Kelurahan Hadimulyo Barat, dan Tim SDGs Center UBL.

Potret Kondisi Hadimulyo Barat
Berdasarkan hasil pengamatan lapangan, wilayah ini merupakan kawasan padat penduduk dengan ruang gerak terbatas dan sirkulasi udara yang minim. Perubahan fungsi lahan rawa menjadi hunian menyebabkan tingginya risiko banjir, diperparah oleh minimnya fasilitas sanitasi, akses air bersih, dan pengelolaan sampah yang belum optimal.
Partisipasi masyarakat dalam perbaikan lingkungan masih rendah. Mayoritas penduduk bekerja sebagai kuli atau pedagang emperan dengan tingkat pendidikan rendah, dan pendataan bantuan sosial kerap terkendala karena mobilitas penduduk yang tinggi. Ruang terbuka hijau hampir tidak tersedia, limbah rumah tangga masih dibuang langsung ke selokan, dan pencemaran air menjadi masalah serius. Di sisi lain, rencana alih fungsi lahan rawa menjadi pesantren memunculkan kekhawatiran akan hilangnya area resapan air.

Risiko dan Potensi Intervensi
Selain rawan banjir, Hadimulyo Barat juga memiliki risiko kebakaran dan masalah kesehatan seperti TBC. Meski demikian, kawasan ini menyimpan potensi pengembangan UMKM, pendirian sanggar belajar untuk mengatasi anak putus sekolah, serta peluang penghijauan dengan tanaman bernilai ekonomi.
Upaya intervensi yang diusulkan meliputi pembangunan fasilitas penyerapan air, studi kelayakan embung, perbaikan drainase, serta pembinaan UMKM dan pelatihan SDM secara berkelanjutan.


Menuju Kawasan Percontohan
Hasil survey ini akan menjadi landasan penting bagi KEM11LAU Project dalam merancang serangkaian intervensi yang tidak hanya tepat sasaran, tetapi juga relevan dengan kondisi nyata di lapangan. Pendekatan ini memastikan bahwa setiap langkah yang diambil benar-benar berbasis pada data akurat, hasil observasi langsung, serta masukan dari berbagai pemangku kepentingan.
Dengan mengusung kolaborasi pentahelix yang menyatukan peran aktif pemerintah, akademisi, sektor swasta, komunitas lokal, dan media rencana pengembangan Hadimulyo Barat tidak sekadar menjadi program jangka pendek, melainkan strategi berkelanjutan yang mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Fokus pengembangan akan mencakup peningkatan akses terhadap hunian layak, penguatan infrastruktur sanitasi dan air bersih, pembinaan UMKM lokal, serta penciptaan ruang terbuka hijau yang bermanfaat secara ekologis dan ekonomi. Selain itu, program mitigasi risiko bencana, terutama banjir dan kebakaran, akan menjadi prioritas untuk membangun ketangguhan kawasan menghadapi dampak perubahan iklim.
Harapannya, Hadimulyo Barat dapat menjadi contoh nyata bagaimana kawasan padat penduduk dapat bertransformasi menjadi lingkungan yang layak huni, inklusif, berdaya saing, serta menjadi inspirasi bagi wilayah lain di Provinsi Lampung maupun di tingkat nasional.