Bandar Lampung, 5 Agustus 2025 – SDGs Center Universitas Bandar Lampung (UBL) menggelar Rapat Koordinasi Persiapan Survei Lapangan untuk Proyek Kemitraan Multi Pihak untuk Inovasi SDGs 11 di Provinsi Lampung (KEM11LAU Project). Kegiatan ini dilaksanakan di Co-Working Space, Gedung Innovation Center UBL, dan dihadiri oleh puluhan perwakilan dari unsur pemerintah, akademisi, sektor swasta, komunitas, dan media.

Rapat koordinasi ini menjadi langkah awal untuk memastikan kesiapan teknis pelaksanaan survei dan pendampingan yang akan difokuskan di tiga wilayah sasaran, yakni Kota Bandar Lampung, Kota Metro, dan Kabupaten Pringsewu. Survei lapangan pada tahapan awal ini direncanakan sebagai bagian dari upaya untuk menentukan lokasi kawasan percontohan untuk aksi implementasi kolaborasi dalam KEM11LAU Project.

Kepala SDGs Center UBL, Dr.Eng. Fritz Akhmad Nuzir, menegaskan bahwa survei akan berangkat dari data dan program yang sudah ada, sambil menggali informasi lapangan secara partisipatif agar intervensi tepat sasaran. “Sinergi multipihak adalah kunci untuk memastikan bahwa intervensi di lapangan benar-benar berbasis data, kontekstual, dan berkelanjutan,” ujarnya. Dalam diskusi, sejumlah peserta menyoroti berbagai isu krusial. Perwakilan YKWS menekankan pentingnya validasi data sanitasi dan air bersih, sementara Forum CSR Lampung mengusulkan fokus tema spesifik di setiap lokasi agar survei lebih efektif. Dinas PKPCK Provinsi Lampung menjelaskan alasan pemilihan tiga lokus mengacu pada SK kawasan kumuh dan keterbatasan delineasi wilayah intervensi, sedangkan Bappeda Kota Metro menyoroti urgensi intervensi di bidang sosial ekonomi dan sanitasi.
Isu banjir, pengelolaan sampah, dan akses air bersih mengemuka sebagai masalah utama di sejumlah lokasi, termasuk di Pringsewu dan Hadimulyo Barat, Metro. Beberapa mitra seperti REI Lampung, DLH Provinsi, Bank Sampah Sahabat Gajah, Solidaritas Perempuan Sebay Lampung, AIESEC UNILA, SDGs Center ITERA, Lampung Geh!, dan YSC menyampaikan kesediaan mendukung melalui program bedah rumah, penguatan bank sampah, serta peningkatan kapasitas masyarakat. Pendekatan Participatory Rural Appraisal (PRA) juga diusulkan dari tim penggerak Gaharu Ashoka untuk melengkapi perencanaan aksi.

Program KEM11LAU sendiri merupakan inisiatif kolaboratif yang digagas SDGs Center UBL dengan dukungan dari GIZ Jerman yang bertujuan memperkuat peran pentahelix dalam mewujudkan kota dan komunitas berkelanjutan di Provinsi Lampung, dengan fokus pada pencapaian SDG 11 terkait akses hunian layak dan layanan dasar. SDGs Center UBL mengajak seluruh pihak untuk terus mendukung, berpartisipasi, dan berkolaborasi aktif dalam setiap tahapan program KEM11LAU. Media massa, organisasi masyarakat, sektor swasta, dan publik diharapkan turut menjadi bagian dari gerakan ini, menyebarkan informasi, serta mengawal implementasi dan rekomendasi kebijakan demi terwujudnya kota dan permukiman yang lebih layak, inklusif, dan ramah lingkungan di Provinsi Lampung.