Bandar Lampung, 30 September 2025 – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Bandar Lampung bersama SDGs Center Universitas Bandar Lampung (UBL) menggelar workshop bertajuk “Understanding Sustainability”. Agenda ini menjadi ruang kolaborasi multipihak dalam mengelola sumber daya dan ruang hidup yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Workshop berlangsung di Co Working Space, Gedung Innovation Center UBL, dengan menghadirkan Founder Hijauku.com, Hisbullah Arief, serta Sekretaris AJI Bandar Lampung, Vina Oktavia.

Dalam pemaparannya, Hisbullah menekankan bahwa pencapaian SDGs 11—Kota dan Permukiman yang Inklusif, Aman, Tangguh, dan Berkelanjutan—hanya bisa diwujudkan melalui kolaborasi antara pemerintah, akademisi, sektor swasta, media, dan masyarakat sipil.
“Adaptasi itu soal ketahanan menghadapi dampak iklim, sedangkan mitigasi adalah pencegahan agar emisi tidak makin parah. Dua-duanya harus jalan bareng,” jelasnya, Selasa (30/9).
Ia juga mengingatkan pentingnya memahami empat konsep global, yakni risiko, potensi dampak, kerentanan, dan ketahanan. Menurutnya, krisis iklim kini bukan lagi wacana. Suhu global sudah naik 1,1 derajat Celsius sejak era revolusi industri, sementara kadar karbon dioksida di atmosfer menembus 420 ppm—jauh melewati ambang batas aman.
“Kita seperti hidup di panci tertutup. Panasnya terjebak, efeknya bisa dirasakan dari banjir bandang sampai kekeringan ekstrem,” tegasnya.
Sementara itu, Sekretaris AJI Bandar Lampung, Vina Oktavia, menyoroti pentingnya peran media dalam mengawal isu lingkungan. Menurutnya, jurnalisme lingkungan harus mampu mengubah informasi teknis menjadi kesadaran publik.
“Kalau jurnalis saja bingung dengan istilah efek rumah kaca, bagaimana masyarakat bisa peduli? Media bukan cuma penyampai fakta, tapi penggerak perubahan. Tugas kita memastikan isu lingkungan tidak berhenti di ruang redaksi,” tandasnya.